BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah
suatu usaha dasar untuk menyiapkan peserta didik agar berperan aktif dan
positif dalam hidupnya sekarang dan yang akan datang.
Dalam konteks globalisasi, pendidikan di Indonesia
perlu membiasakan anak-anak untuk memahami eksistensi bangsa dalam kaitan
dengan eksistensi bangsa-bangsa lain dan segala persoalan dunia.
Pendidikan dimaksudkan sebagai mempersiapkan
anak-anak bangsa untuk menghadapi masa depan dan menjadikan bangsa ini
bermartabat di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Masa depan yang selalu
berkembang menuntut pendidikan untuk selalu menyesuaikan diri dan menjadi
lokomotif dari proses demokratisasi dan pembangunan bangsa. Pendidikan
membentuk masa depan bangsa. Akan tetapi, pendidikan yang masih menjadi budak
sistem politik masa kini telah kehilangan jiwa dan kekuatan untuk memastikan
reformasi bangsa sudah berjalan sesuai dengan tujuan dan berada pada rel yang
tepat.
Sebagai suatu entitas yang terkait dalam budaya dan
peradaban manusia, pendidikan di berbagai belahan dunia mengalami perubahan
sangat mendasar dalam era globalisasi. Ada banyak kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang bisa dinikmati umat manusia. Namun sebaliknya,kemajuan tersebut
juga beriringan dengan kesengsaraan banyak anak manusia, apalagi dalam era
globalisasi sekarang ini.
Masyarakat modern tidak hanya membutuhkan pendidikan
sains dan teknologi, tetapi juga harus diimbangi dengan pendidikan keimanan,
ibadah dan akhlak karena semakin intensnya terjadi kemerosotan akhlak di
kalangan anak-anak mereka karena terpengaruh oleh arus era globalisasi. Oleh
karena itu dalam makalah ini akan dibahas tentang pengertian era globalisasi,
memandang lebih jauh globalisasi sebagai ancaman ataukah sebagai tantangan, dan
persiapan yang matang dalam menghadapi arus globalisasi.
B.
Rumusan
Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1.
Apa pengertian era globalisasi ?
2.
Apakah globalisasi sebagai ancaman ataukah sebagai tantangan ?
3.
Bagaimana persiapan sumber daya manusia dalam menghadapi era
globalisasi ?
C. Tujuan Pembahasan
Dalam makalah ini, terdapat beberapa tujuan, di antaranya :
1.
Untuk mengetahui pengertian era globalisasi.
2.
Untuk mengetahui globalisasi sebagai ancaman ataukah sebagai
tantangan.
3.
Untuk mengetahui persiapan sumber daya manusia dalam menghadapi
era globalisasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Era
Globalisasi
Secara etimologi, menurut kamus
besar bahasa Indonesia “era” diartikan sejumlah tahun dalam
jangka waktu antara beberapa peristiwa penting dalam sejarah atau masa.
Sedangkan menurut kamus ilmiah popular era berarti zaman, masa
atau kurun
waktu. Sedangkan kata “globalisasi” berasal dari kata dasar global,
yang artinya menyeluruh, seluruhnya, garis besar, secara
utuh, dan kesejagatan. Jadi globalisasi dapat diartikan sebagai
pengglobalan seluruh aspek kehidupan, perwujudan (perubahan) secara menyeluruh
aspek kehidupan. Dan perubahan merupakan suatu proses actual yang tidak pernah
hilang selama manusia hidup di muka bumi ini. Keharusan ini dimungkinkan karena
manusia pada dasarnya adalah makhluk kreatif sebagai sunnatullah atas rasa, cipta, dan karsa yang
diberikan maha pencipta kepadanya.
Era globalisasi dalam arti
terminologi adalah sebuah perubahan sosial, berupa bertambahnya keterkaitan
diantara masyarakat dan elemen-elemen yang terjadi akibat transkulturasi dan
perkembangan teknologi dibidang transportasi dan komunikasi yang memfasilitasi
pertukaran budaya dan ekonomi internasional. Globalisasi juga dimaknai dengan
gerakan mendunia, yaitu suatu perkembangan pembentukan sistem dan nilai-nilai
kehidupan yang bersifat global. Era globalisasi memberikan perubahan besar pada
tatanan dunia secara menyeluruh dan perubahan itu dihadapi bersama sebagai
suatu perubahan yang wajar. Sebab mau tidak mau, siap tidak siap perubahan itu
akan terjadi. Era ini di tandai dengan proses kehidupan mendunia, kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang tranformasi dan komunikasi
serta terjadinya lintas budaya.
Istilah globalisasi
menurut Akbar S. Ahmad dan Hasting Donnan yang memberikan batasan
bahwa globalisasi pada prinsipnya mengacu pada perkembangan-perkembangan yang
cepat didalam teknologi komunikasi, transformasi, informasi yang bisa membawa
bagian-bagian dunia yang jauh ( menjadi hal-hal ) yang bisa dijangkau dengan
mudah.[1]. Globalisasi adalah bagian
dari perubahan ruang, gerak dan waktu dari nilai-nilai manusia secara universal
menuju sebuah spectrum keluarga besar masyarakat dunia ( Global Citizen )[2].
B.
Globalisasi Sebagai
Ancaman atau Tantangan
Istilah “globalisasi”yang sangat populer ini,
dapat pula berarti ideologi. Alat , oleh karena itu merupakan wujud
keberhasilan ilmu teknologi, terutama sekali dibidang komunikasi. Ketika
globalisasi berarti alat, maka globalisasi sangatlah netral. Artinya, ia
berarti dan sekaligus mengandung hal-hal yang positif, ketika dimanfaatkan
untuk tujuan yang baik. Sebaliknya, globalisasi akan dapat berakibat negative
jika digunakan untuk tujuan yang tidak baik. Dengan demikian globalisasi akan
bergantung kepada siapa saja yang menggunakannya dan untuk keperluan apa serta
tujuan kemana ia dipergunakan.
Keika globalisasi
sebagai ideology, sudah mempunyai arti sendiri dan netralitasnya sangat
berkurang. Oleh karena itu, tidak aneh kalau kemudian tidak sedikit akan
terjadi benturan nilai, antara nilai yang dianggap sebagai ideology globalisasi
dan nilai agama, termasuk agama Islam. Ketika bermakna ideology itulah,
globalisasi atau juga pergaulan hidup global baru ada respon dari agama-agama,
termasuk Islam. Baik sebagai alat maupun sebagai ideology.
Menurut Syamsul, salah satu senior lecturer di
Monash University dulu, ada dua hal yang menjadi tantangan terbesar bagi dunia
pendidikan di Indonesia menghadapi era globalisasi dunia sekarang.
Æ Yang
pertama, adalah Teknologi.
Minimnya pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi kemampuan para edukator.
Saya yakin bahwa banyak guru-guru yang tidak mengetahui adanya internet
sedangkan para murid sudah technology-aware.
Æ Yang kedua, masuknya sekolah plus dengan overseas syllabus.
Tantangan ini bisa berdampak positif dan berdampak negatif, tergantung dari perspektif
mana kita melihatnya.
Ö Pertama, Sebagai Ancaman
Akhir-akhir ini, banyak kita ketahui,
bermunculan gaya pergaulan dikalangan anak muda. Seperti, kelompok ABG
gedongan, kelompok eksekutif, kelompok anak muda sukses, kelompok anak orang
kaya, dan masih banyak contoh kelompok yang dibangun atas dasar gengsi. Yang
semuanya itu tidak lepas dari gaya hidup global.
Dalam pendefinisian itu, disana banyak ancaman
budaya berupa kebebasan yang datang dari dunia sekuler yang umumnya Barat. Dan
ketika kebebasan ini berlebihan, maka nilai-nilai dan norma budaya lokal dan
nasional, terlebih lagi nilai agama. Akan terasa terancam olehnya. Tentu saja
kebebasan disini tidak dalam pengertian yang positif seperti kebebasan
menyampaikan pendapat kritik sosial dan semacamnya. Namun,
ia adalah kebebasan yang menjurus pada kepuasan lahiriah (pleasure), egoisme, dan hedonisme. Akibat negative dari
kebebasan penyalahgunaan narkoba, kebebasan seks, kebebasan makan dan minum
barang haram, dan sejenisnya. Yang demikian itu akan mengancam pada masyarakat yang terlalu
mudah hanyut untuk berimitasi globalisasi atau akan menjadi lingkaran setan
bagi mereka.[3]
Ö Kedua, Sebagai Tantangan
Di pihak lain,
jika globalisasi itu memberi pengaruh hal-hal, nilai dan praktek, yang positif,
maka seharusnya menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mampu
menyerapnya, terutama sekali hal-hal yang tidak mengalai benturan dengan budaya
lokal maupun nasional, terutama sekali nilai agama. Dengan kata lain, bagaimana
agar nilai-nilai positif yang ada di Barat atau bahkan di belahan Negara lain,
dapat masuk ke bangsa kita dan dapat pula dipraktekan di tengah-tengah
masyarakat kita, seperti budaya disiplin, kebersihan, tanggungjawab,
egalitarisme, kompetisi, kerja keras, penghargaan untuk orang lain, dan
sejenisnya. Disinilah seharusnya agama mampu menyaring, yang baik dapat diikuti
dan yang jelek harus dihindari.
Lebih dari itu,
bagaimana kita mampu memberi pendidikan kepada anak-anak kita dan bangsa kita
agar ketika mereka mengetahui nilai yang negative, mereka akan menghindarinya,
bukan malah menirunya. Dan sebaliknya, ketika anak-anak mengetahui nilai –nilai
yang positif dan memberikan manfaat untuk bangsanya, mereka akan senantiasa
menirunya dan akan mengadopsinya, bukan malah menghindarinya. Ini berarti
berkaitan dengn banyak aspek, termasuk pendidikan, kemauan politik, praktek
hukum dan tidak ketinggalan adalah contoh dari pimpinan kita.
C.
Persiapan Sumber Daya
Manusia dalam Menghadapi Globalisasi
1.
Perlunya landasan
Dalam menghadapi era globalisasi yang penuh dengan kompetisi, yang
harus dilakukan adalah penyediaan sumber daya manusia yang memiliki kesiapan mental
sekaligus kesiapan skill atau manusia professional, namun demikian untuk
menjadi manusia professional haruslah mempunyai landasan yaitu ajaran agama
Islam, landasan motivasi, inspirasi dan aqidah. Agar mampu menjawab tantangan
dan menghadapi ancaman ajaran islam memberikan petunjuk sebagai berikut:
Ö Menumbuhkan kesadaran
kembali tentang tujuan hidup menurut islam. Baik manusia sebagai hamba Allah,
maupun kholifah Allah. Seperti yang dijelaskan pada QS. Al-Baqarah : 30 yang
berbunyi :
ۖ خَلِيفَةً۬لۡأَرۡضِ ٱ فِى
جَاعِلٌ۬ إِنِّى لِلۡمَلَـٰٓٮِٕكَةِ رَبُّكَ قَالَ وَإِذۡ
Artinya: “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya
Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’…
Disini iman dan taqwa sangatlah penting untuk dijadikan sebagai
landasan hidup. Kita sadar bahwa kepuasan lahiriyah yang pernah dinikmati oleh
manusia hanyalah sebatas sementara. Dengan begitu kita akan sanggup mengatur
diri kita, dan pada akhirnya mampu merasakan kenikmatan yang hakiki ketika kita
berbuat baik, hal ini baik untuk hal-hal yang hubungannya dengan khaliq maupun
antar sesama umat manusia. Dengan demikian, ketika kita akan terbawa arus
globalisasi, maka kita akan selalu ingat kesadaran keberagaman kita, yang
mempunyai aturan main didunia dan diakhirat.
Ö Mempertanggung jawabkan
apa yang diperbuat didunia, baik formalitas administrative sesuai ketentuan
yang ada didunia sendiri maupun hakiki yang menceburkan diri dalam kehidupan
globalisasi., maka seharusnya kita sadar akan tanggungjawab kita sendiri
terhadap apa yang kita perbuat. Setitik apapun yang dilakukan oleh seseorang,
ia akan dimintai pertanggungjawabannya[4]. Sebagaimana disebutkan
dalam surat Az-Zalzalah ayat 7-8 yang berbunyi :
(٨)يَرَهُ ۥ شَرًّ۬ا ذَرَّةٍ۬مِثۡقَالَ
يَعۡمَلۡ وَمَن (٧) يَرَهُ ۥ خَيۡرً۬ا ذَرَّةٍ مِثۡقَالَ يَعۡمَلۡ فَمَن
Artinya : Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan
seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat [balasan] nya. (7) Dan barangsiapa
yang mengerjakan kejahatan seberat zarrahpun, niscaya dia akan melihat
[balasan]nya pula. (8)
Disini, pendidikan Agama Islam yang diharapkan dapat
berperan sebagai filter terhadap kemungkinan timbulnya dampak negative dari
akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang cepat, serta
sekaligus dapat menghilangkan pandangan dikotomi antara ilmu pengetahuan dan
agama.[5]
2.
Persiapan sumber daya
manusia dengan kriteria pribadi berkualitas
a)
Aspek Intelektual
Ü Kemampuan Analisis
Ü Kemampuan Fokus
Ü Kemampuan Organisasi
Ü Kemampuan Teknis Praktis
Ü Kemampuan penguasaan multi
bahasa, dasar : Indonesia dan Inggris ; Pilihan tambahan : Mandarin, Perancis,
Jepang ( salah satu ).
Ü Menyenangi bukti, music,
kesenian, filsafat, dan Ilmu pengetahuan.
Ü Bekerja keras untuk
mendapatkan nilai/hasil yang baik
Ü Memiliki wawasan
nasional dan internasional
Ü Sistematika kerja,
kecepatan kerja dan ketelitian kerja.
b)
Aspek Ketrampilan
c)
Aspek Kepribadian ; 16 Nilai Dasar ( Basic Values )
Ü Integritas Tinngi
Æ Terbuka
Æ Konsisten
Æ Berorientasi hasil
Æ Rajin
Æ Disiplin
Æ Kontrol Diri
Æ Keberanian
Æ Kesederhanaan
Æ Pendengar yang baik
Æ Bisa dipercaya
Æ Mempunyai tujuan jelas
Æ Memikirkan orang
Æ Jujur
Æ Memiliki prinsip
Æ Memanfaatkan peluang
Æ Mengakui kesalahan
Ü Kemandirian
Ü Kreatif
Ü Berani mengambil resiko
Ü Humor
Ü Daya tahan
Ü Rasa hormat
Ü Suka menolong
Ü Kerjasama
Ü Semangat belajar seumur
hidup
Ü Pemberdayaan
Ü Kepemimpinan
Ü Komitmen
Ü Kebanggaan
Ü Keadilan
Ü Kesabaran.[6]
Ü
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Æ Globalisasi dapat diartikan sebagai
pengglobalan seluruh aspek kehidupan, perwujudan (perubahan) secara menyeluruh
aspek kehidupan.
Æ Globalisasi dinilai sebagai tantangan,
maka
seharusnya menjadi tantangan bagi bangsa Indonesia untuk mampu menyerapnya,
terutama sekali hal-hal yang tidak mengalai benturan dengan budaya lokal maupun
nasional, terutama sekali nilai agama. Dan globalisasi sebagai ancaman
seperti banyaknya ancaman budaya
berupa kebebasan yang datang dari dunia sekuler yang umumnya Barat. Dan ketika
kebebasan ini berlebihan, maka nilai-nilai dan norma budaya lokal dan nasional,
terlebih lagi nilai agama. Akan terasa terancam olehnya.
Æ Dalam
era globalisasi perlunya mempersiapkan sumber daya manusia yang mempunyai
landasan dan mempunyai criteria pribadi yang berkualitas
B.
Saran
Æ Dalam
menghadapi tantangan globalisasi perlunya memiliki kesiapan mental yang cukup tinggi
dan memiliki kemampuan skill serta mampu menjadi manusia yang professional yang
berlandasan ajaran agama Islam.
Æ Dampak
dari globalisasi bisa dilihat dari segi positif dan negative yang kita peroleh,
sebaiknya kita mampu memilih dan mengerti apa-apa yang kita serap dari dampak
yang ditimbulkannya, apakah memberikan sisi positif bagi diri kita, atau malah
sebaliknya.
Æ Mulailah dari diri sendiri untuk
berbuat sesuatu guna menciptakan pendidikan kita bisa lebih baik dan
berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA
Arif AM, M . 2011 . Ilmu Pendidikan Islam . Kertososno :
Iress Press Kerjasama dengan STAIM
Azizy, Qodri . 2004 . Melawan Globalisasi . Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Darajat, Zakih . 1992 .
Dasar-Dasar Agama Islam Buku Teks
Pendidikan Agama Islam pada
Perguruan Tinggi Umum .
Bandung : Alumni
Ramayulis, H . 2010 . Ilmu Pendidikan Islam . Jakarta : Kalam
Mulia
Usa, Muslih dan Aden
Wijdan SZ . 1997 . Pendidikan Islam dalam
Peradaban Industrial .
Yogyakarta : Aditya Media
Widayati, C Sri . 2002 .
Reformasi Pendidikan Dasar . Jakarta
: PT. Gramedia Sarana Indonesia
http://www.quranexplorer.com/quran/
[1] Qodri Aziziy , Melawan Globalisasi (Yogyakarta, Pustaka
Pelajar, 2004)
[2] Sri Widayati C, Reformasi Pendidikan Dasar (Jakarta, PT.
Gramedia Sarana Indonesia, 2002)
[3] Qodri Azizy, op.cit , hlm. 23-24
[4] Qodri Azizy, op.cit , hlm. 32-33
[5] Zakih Darajat, Dasar-Dasar Agama Islam Buku Teks Pendidikan
Agama Islam Pada Perguruan Tinggi Umum (Bandung, Alumni, 1992), hal. 7
[6] Sri Widayati C, ibid .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar