BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Masalah
Kehadiran Al- Qur’an diwayuhkan kepada nabi Muhammad
SAW, merupakan sebuah maha karya yang agung dari Allah SWT sebagai suatu
landasan dan pedoman arahan hidup manusia yang menjadi sumber inspirasi dan
motivasi, dan tersumber hukum darinya, yang memberikan solusi problematika
yang tersusun didalamnya ajaran – ajaran
robbani. Dengan kedatangan Al – Qur’an yang original dari Allah yang
disampaikan oleh nabi.
Nabi Muhammad
merupakan penyempurna kitab – kitab sebelumnya, ini merupakan bukti
kemukjizatan Al – Qur’an yang tiada seorangpun yang dapat menirunya dan
mendatangkan hal semisalnya. Mukjizat Al-Quran terletak dalam kandungannya,
sebuah kitab terbaik yang paling sempurna dan tidak akan ada yang bisa menyerupainya.
Al
– Qur’an menantang orang – orang Arab yang meragukan kebenaran Al- qur’an untuk
membuat hal yang serupa dengan Al – Qur’an. Allah SWT berfirman dalam QS.Al –
Baqoroh ayat 23, yang berbunyi :
(٢٣)صَـٰدِقِينَ كُنتُمۡ إِن ٱللَّهِ دُونِ مِّن شُهَدَآءَكُم وَٱدۡعُواْ مِّثۡلِهِۦ مِّن بِسُورَةٍ۬فَأۡتُواْ عَبۡدِنَا عَلَىٰنَزَّلۡنَا مِّمَّا رَيۡبٍ۬ فِى ڪُنتُمۡوَإِن
Artinya
: “ Dan jika kamu ( tetap ) dalam
keraguan tentang Al – Qur’an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami ( Muhammad ),
buatlah satu surat ( saja ) yang semisal Al – Qur’an itu dan ajaklah penolong –
penolongmu itu selain Allah, jika kamu orang – orang yang memang benar. ”
Dengan ini kemukjizatan Al – Qur’an merupakan sebuah
keistimewaan sekaligus sebuah kekuatan yang dapat melemahkan manusia untuk
mendatangkan yang sejenis dengan Al – Qur’an. Kemukjizatan Al – Qur’an sebagai
mana yang dikemukakan oleh quraish shihab Nampak dalam 3 hal pokok. Pertama
redaksinya yang mencapai puncak tertinggi dari sastra arab.kedua, kandungan
ilmu pengetahuan dari berbagai disiplin yang diisyaratkan. Ketiga, ramalan –
ramalan yang diungkapkan yang sebagian telah terbukti kebenarannya. Oleh karena
itu, di dalam makalah ini akan diuraikan secara rinci mengenai pembahasan
tentang standar I’jaz serta Mu’jizat Al – Qur’an dilihat dari segi ilmiah,
kebahasaan, kandungan, kebenaran berita, dll.
B.
Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis mengidentifikasi masalah sebagai
berikut:
1.
Bagaimana standar kemu’jizatan Al – Qur’an ?
2.
Bagaimana mukjizat Al – Qur’an dilihat dari segi ilmiah,
kebahasaan, kandungan dan kebenaran beritanya ?
C.
Tujuan Pembahasan
Dalam makalah ini, terdapat beberapa tujuan, di antaranya :
1.
Untuk mengetahui standar kemu’jizatan Al – Qur’an.
2.
Untuk mengetahui mu’jizat Al – Qur’an yang dilihat dari segi
ilmiah, bahasa, kandungan dan kebenaran beritanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Standar kemu’jizatan Al
– Qur’an
Yang
dimaksud dengan standar kemu’jizatan Al – Qur’an adalah kadar yang menjadi
mukjizat dari kitab Al- Qur’an itu berapa ? apakah seluruhnya atau sebagian
saja.
Kitab
suci Al – Qur’an ini sudah 15 abad lalu mencanangkan tantangan kepada orang –
orang yang mengingkari Al – Qur’an, yakni minta untuk ditandingi dengan membuat
kitab yang sama seperti Al – Qur’an itu. Tetapi dari dahulu sampai sekarang
belum ada seorang pun yang mampu menandinginya. Padahal para pujangga bahasa
Arab yang profesional pada waktu turunnya Al – Qur’an dahulu itu sangat banyak.
Mereka sangat pandai dalam bidang sastra dan balaghah Arab. Apalagi pada masa
kejayaan ilmu pengetahuan ( zaman ranaessance ), bahasa Arab berkembang cepat
hingga melejit ke tingkat yang amat tinggi. Namun, tetap saja tidak ada orang
yang sanggup melawan tantangan Al – Qur’an tersebut.
Hal
ini menunjukkan kemukjizatan Al – Qur’an, juga sekaligus menunjukkan kebenaran
sinyalemen Al- Qur’an, bahwa tidak akan ada seorang jin atau pun manusia yang
sanggup membuat kitab yang serupa dengan Al – Qur’an. Sinyalemen tersebut
tertuang dalam surat Al – Isra ( 17 ): 88
لِبَعْضٍ بَعْضُهُمْ كَانَ وَلَوْ بِمِثْلِهِ
يَأْتُونَ لَا الْقُرْءَانِ هَذَا بِمِثْلِ يَأْتُوا أَنْ عَلَى وَالْجِنُّ الْإِنْسُ
اجْتَمَعَتِ لَئِنِ قُلْ
رًاظَهِي
Artinya:
Katakanlah: "Sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat
yang serupa al-Qur'an ini, niscaya mereka tidak akan dapat membuat yang serupa
dengan dia, sekalipun sebagian mereka menjadi pembantu bagi sebagian yang lain".
Sungguh
sangat menherankan, tantangan yang sudah lama dicanangkan itu, belum ada juga
yang mampu melawan. Padahal tantangan itu telah tiga kali diubah dan diturunkan
kapasitasnya.
1.
Tantangan
pertama
Mula
– mula Al – Qur’an menantang orang yang mengingkari kewahyuan itu supaya
membuat kitab tandingan yang sama
seperti seluruh isi dalam Al – Qur’an. Yakni, mereka yang menuduh Al – Qur’an
itu buatan Nabi Muhammad SAW itu supaya membuat kitab yang sama seperti kitab
Al- Qur’an seluruhnya. Dalam ayat 33 – 34 surat At – Thur :
Artinya : “ ataukah mereka mengatakan : “ Dia (
Muhammad ) membuai – buatnya”,( tidak demikian ), sebenarnya mereka tidak
beriman”. Maka hendaklah mereka, mendatangkan
Tantangan
pertama tidak terlawan, maka kapasitas kemukjizatan Al – Qur’an itu adalah
seluruhnya. Artinya, kadar yang menjadi mukjizat dari kitab Al- Qur’an itu
adalah seluruh isi dan semua ayatnya yang melemahkan semua pujangga dan segala
jin serta seluruh manusia. Tidak ada seorangpun yang mampu melawan tantangan
ini, dengan berhasil membuat kitab tandingan yang sama seperti Al – Qur’an.
Memang,
sangat berat untuk melawan tantangan pertama, sebab, harus membuat kitab
tandingan yang besar, lengkap, dan komplit. Sangat wajar jika tidak ada seorang
pun yang mampu melawan atau menandingi Alqur’an. Karena itu, dicanangkanlah
tantangan yang kedua yang lebih ringan.
2.
Tantangan
kedua
Karena
tidak ada seorangpun yang bisa melawan tantangan yang pertama, karena dirasa
terlalu berat, maka didespensasi. Sebelumnya, harus membuat kitab tandingan
yang sama dengan seluruh Al – Qur’an, lalu diturunkan menjadi 10 surah seperti
Al – Qur’an. Tantangan kedua ini dicanangkan dalam QS. Hud ( 11 ) : 13 – 14
Artinya:
Bahkan mereka mengatakan: "Muhammad telah membuat-buat al-Qur'an
itu", Katakanlah: "(Kalau demikian), maka datangkanlah sepuluh
surat-surat yang dibuat-buat yang menyamainya, dan panggillah orang-orang yang
kamu sanggup (memanggilnya) selain Allah, jika kamu memang orang-orang yang
benar".
Dengan tantangan kedua ini berarti
kapasitas kemukjizatan Al – Qur’an itu adalah 10 surahnya. Maksudnya, jika yang
menjadi mukjizat, yang melemahkan orang yang mengingkarinya tidak berdaya
melawan tantangan itu ialah sekadar 10 surah Al – Qur’an itu saja sudah membuat
seluruh jin dan manusia tidak mampu membuat yang sama persis dengan Al –
Qur’an.
3.
Tantangan
ketiga
Jika
tantangan kedua, masih dianggap berat, karena harus membuat sekian banyak surah
yang harus sama dengan Al- Qur’an, maka tantangan itu diringankan lagi. Yakni
hanya membuat satu surah saja yang semisal Al – Qur’an. Tantangan ketiga ini
dicanangkan dalam QS. Al – Baqoroh ( 2 ) : 23 – 24 :
Artinya:
Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan
kepada hamba Kami (Muhammad), buatlah satu surat (saja) yang semisal al-Qur'an
itu dan ajaklah penolong-penolongmu selain Allah, jika kamu orang-orang yang
benar.
Dengan tantangan terakhir ini
berarti kapasitas kemukjizatan Al – Qur’an itu hanya satu surah saja. Artinya,
kadar yang menjadi mukjizat dari Al – Qur’an itu adalah walaupun hanya satu
surah saja, sudah tidak ada yang sanggup melawannya.
Karena tantangan minim inipun tidak
ada yang mampu melawan, maka ayat 24 surah Al – Baqoroh itu menegaskan “ tidak
akan ada orang yang sanggup melawan Al – Qur’an. Karena itu, bagi orang yang
ingkar, diharuskan waspada terhadap ancaman, neraka.
B.
Segi-segi Kemukjizatan Al-Quran
·
Segi Ilmiah
Pemaknaan
kemukjizatan al-Quran dalam segi ilmiah adalah dorongan serta stimulasi
al-Quran kepada manusia untuk selalu berfikir keras atas dirinya sendiri dan
alam semesta yang mengitarinya. Al-Quran memberikan ruangan sebebas-bebasnya
pada pergulan pemikiran ilmu pengetahuan sebagaimana halnya tidak ditemukan
pada kitab-kitab agama lainnya yang malah cenderung restriktif. Pada akhirnya
teori ilmu pengetahuan yang telah lulus uji kebenaran ilmiahnya akan selalu
koheheren dengan al-Quran. Al-Quran dalam mengemukakan dalil-dalil, argument
serta penjelasan ayat-ayat ilmiah, menyebutkan isyarat-isyarat ilmiah yang
sebagaiannya baru terungkap pada zaman atom, planet dan penaklukan angkasa luar
sekarang ini. Diantaranya adalah :
“Dan Apakah orang-orang
yang kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu
adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air
Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada juga
beriman?” (QS. Al-Anbiya’: 30). Dalam ayat ini terdapat isyarat ilmiah tentang
sejarah tata surya dan asal mulanya yang padu, kemudian terpisah-pisahnya
benda-benda langit (planet-planet), sebagian dari yang lain secara gradual.
Begitu juga di dalamnya terdapat isyarat tentang asal-usul kehidupan yaitu dari
air.
“Dan Kami telah
meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan
dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah
kamu yang menyimpannya.” (QS. Al-Hijr: 22) ayat ini meberikan isyarat tentang
peran angin dalam turunnya hujan begitu juga tentang pembuahan serbuk bunga
tumbuh-tumbuhan.
“Pada hari itu manusia
ke luar dari kuburnya dalam Keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada
mereka ( balasan ) pekerjaan mereka,” (QS. Al-Zalzalah: 6) adanyan pemeliharaan
dan pengabadian segala macam perbuatan manusia di dunia. Dan jika ini dapat
dilakukan manusia, maka pastilah itu jauh lebih mudah bagi Allah
“Bukan demikian,
sebenarnya Kami Kuasa menyusun ( kembali ) jari jemarinya dengan sempurna.”
(QS. Al-Qiyamah: 4) diantara kepelikan penciptaan manusia adalah sidik jarinya.
Ayat ini menyebutkan kenyataan ilmiah bahwa tidak ada jari-jari tangan seorang
manusia yang bersidik jari yang sama dengan manusia yang lainnya.
·
Segi Bahasa dan Susunan Redaksinya
Susunan
bahasa dalam Al – Qur’anul karim tidak bisa disamai oleh apapun. Al – Qur’an
bukan susunan syair dan bukan pula susunan prosa. Sejarah telah menyaksikan
bahwa bangsa Arab pada saat turunnya al-Quran telah mencapai tingkat yang belum
pernah dicapai oleh bangsa satu pun yang ada didunia ini, baik sebelum dan
seudah mereka dalam bidang kefashihan bahasa ( balaghah ). Mereka juga telah
meramba jalan yang belum pernah diinjak orang lain dalam kesempurnaan
menyampaikan penjelasan (al-bayan), keserasian dalam menyusun kata-kata, serta
kelancaran logika.
Oleh
karena bangsa Arab telah mencapai taraf yang begitu jauh dalam bahasa dan seni
sastra, karena sebab itulah al-Quran menantang mereka. Padahal mereka memiliki
kemampuan bahasa yang tidak bisa dicapai orang lain seperti kemahiran dalam
berpuisi, syi’ir atau prosa ( natsar ), memberikan penjelasan dalam ragam
sastra yang tidak sampai oleh selain mereka. Namun walaupun begitu mereka tetap
dalam ketidak berdayaan ketika dihadapkan dengan al-Quran.
Dari
sini bisa disimpulkan bahwa setiap perbuatan yang tidak mampu oleh seorang pun,
sementara sarana-sarana yang diperlukan secara berlimpah, sedang motivasi juga
kuat, maka itu menandakan adanya ketidak mampuan dikerjakannya pekerjaan itu.
Dan apabila hal itu telah terbukti, serta kita tahu bangsa Arab telah ditantang
al-Quran namun tak mampu menjawabnya, meskipun mereka sangat ingin melakukannya
dan memilki sarana yang kuat untuk itu. Maka tahulah kita bahwa tantangan itu
merupakan tantangan yang tidak mampu mereka layani.
Selanjutnya
apabila ketidakmampuan bangsa Arab telah terbukti sedangkan mereka jago dalam
bidang bahasa dan sastra, maka terbukti pulalah kemukjizatan al-Quran dalam
segi bahasa dan sastra dan itu merupakan argumenatasi terhadap mereka maupun
terhadap kaum-kaum selain mereka. Sebab dipahami bahwa apabila sebuah pekerjaan
tidak bisa dilakukan oleh mereka yang ahli dalam bidangnya tentunya semakin
jauh lagi kemustahilan itu bisa dilakukan oleh mereka yang tidak ahli
dibidangnya.
Berkaitan
dengan masalah pembuktian akan ketidak mampuan bangsa Arab untuk menyainngi
al-Quran para ulama banyak memberikan komentar yang mengisyaratkan adanya
perbedaan tentang ihwal ketidakmampuan itu bisa terjadi. Secara umum pendapat
ulama dalam masalah sebab terjadinya fenomena ketidakmampuan orang Arab untuk
menandingi al-Quran ada dua pendapat, yaitu:
1.
Muncul dari faktor i’jaz yang terkait dan inheren dalam
al-Quran
2.
Muncul dari luar al-Quran dengan adanya kesengajaan
Allah untuk melemahkan orang Arab secara intelektual ( sharfah )
·
Segi Kandungan Al-Qur'an :
Ø Tiadanya
ikhtilâf (perbedaan) dalam Al-Qur'an
Ø Kabar-kabar ghaib yang dengan tepat
terlaksana pada sebagian orang atau sebagian peristiwa
Ø Ilmu dan maarif (plural dari
makrifat) al-Qur'an
Ø Tiadanya kemampuan manusia
menggugurkan ilmu dan pengetahuan yang terdapat dalam al-Qur'an.
Ø Kebenaran maarif al-Qur'an setelah
bertahun-tahun berlalunya tetap terjaga dan terpelihara.
·
Segi Kebenaran Berita
Surat-surat
dalam al-Quran mencakup banyak berita. Kapabilitas al-Quran dalam memberikan
informasi-informasi seakan menjadi prasyarat utama penopang eksistensinya
sebgai kitab mukjizat. Akan tetapi pemberian informasi akan segala hal yang
ghaib tidak memonopoli seuruh aspek kemukjizatan al-Quran itu sendiri. Diantara
contohnya adalah:
1.
Berita masa lampau. Al-Quran sangat jelas dan fasih
sekali dalam menjelaskan cerita masa lalu seakan-akan menjadi saksi mata yang
langsung mengikuti jalannya cerita. Dan tidak ada satupun dari kisah-kisah
tersebut yang tidak terbukti kebenarannya. Diantaranya adalah: Kisah nabi
Musa: “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina.” mereka
berkata: “Apakah kamu hendak menjadikan Kami buah ejekan?” Musa menjawab: “Aku
berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang
jahil”.(QS. Al-baqarah: 67)
Kisah
Fir’aun “Sesungguhnya Fir’aun telah berbuat sewenang-wenang di muka
bumi dan menjadikan penduduknya berpecah belah, dengan menindas segolongan dari
mereka, menyembelih anak laki-laki mereka dan membiarkan hidup anak-anak
perempuan mereka. Sesungguhnya Fir’aun Termasuk orang-orang yang berbuat
kerusakan”. (QS. Al-Qoshosh: 4)
2.
Berita masa sekarang. Terbukanya niat busuk orang
munafik di masa Rasulullah. “Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya
tentang kehidupan dunia menarik hatimu, dan dipersaksikannya kepada Allah (atas
kebenaran) isi hatinya, Padahal ia adalah penantang yang paling keras”.(QS.
Al-Baqoroh: 204)
3.
Berita masa yang akan datang. “Ghulibatir ruum. Fii
adnal ‘ardhii wahum min ba’di ghalibiin sayaghlibun fi bid’i sinin”. (QS.
Ar-Rum 2-4)
·
Susunan Kalimat
/ Uslub
Kemukjizatan
al – Qur’an dilihat dari segi ushlub sangatlah mengagumkan dan berbeda dengan
semua ushlub bahasa Arab. Al – Qur’an muncul dengan ushlub yang sangat baik dan
indah, mengagumkan orang – orang Arab karena keserasiannya dan keindahannya,
keharmonisan susunannya. Di dalamnya terkandung nilai – nilai istimewa yang
tidak akan terdapat dalam ucapan manusia. Al – Qur’an tetap akan memancarkan
nur dan hidayahnya, melimpahkan keaslian dan keagungannya, mengalirkan
kelembutan dan kebesaran, mengeluarkan keindahan dan kemegaannya. Ala – Qur’an
senantiasa membawa bendera kemukjizatan dan mengajak bertanding dengan bangsa –
bangsa dunia dengan penuh keyakinan dan kepercayaan sambil mengatakan
kebenaran, kekuatan, serta kemampuan kemukjizatannya. Beberapa keistimewaan
ushlub Al – Qur’an :
1. Kelembutan
Al – Qur’an secara lafziyah terdapat dalam susunan suara dan keindahan
bahasanya.
2. Keserasian
Al – Qur’an ditujukan bagi kaum yang awam maupun kaum cendekiawan. Dalam arti,
semua orang dapat merasakan keagungan dan keindahan Al – Qur’an.
3. Kandungan
isinya sesuai dengan akal dan perasaan karena Al – Qur’an memberikan doktrin pada
akal dan hati, serta merangkum kebenaran dan keindahannya sekaligus.
4. Keindahan
sajian Al – Qur’an serta susunan bahasannya bagaikan suatu bingkai yang dapat
memukau akal untuk memberikan tanggapan serta perhatian.
5. Keindahannya
dalam liku – liku ucapan atau kalimat serta beranekaragam dalam bentuknya.
Dalam arti bahwa satu makna diungkapkan dalam beberapa lafal dan susunan yang
semuanya indah dan halus.
6. Al
– Qur’an mencakup dan memenuhi persyaratan antara bentuk global dan bentuk yang
terperinci ( bayan ).
7. Dapat
dimengerti sekaligus dengan melihat segi yang tersurat ( yang belum dikemukakan
).
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Dari
pembahasan diatas, dapat disimpulkan :
1. Al
– Qur’an adalah kalamullah dan mukjizat yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi
Muhammad, Mukjizat Al-Quran terletak
dalam kandungannya, sebuah kitab terbaik yang paling sempurna dan tidak akan
ada yang bisa menyerupainya.
2. Standar
kei’jazan Al – Qur’an diwujudkan dari pembuktiannya dari orang – orang Arab
yang menandingi untuk mebuat kitab yang serupa dengan Al – Qur’an, dan mereka
pun tidak mampu membuatnya meski pada mulanya harus membuat kitab yang sama
persis seperti Al – Qur’an, sampai akhirnya dikurangi hanya membuat 10 surah
saja, tapi tetap tidak ada yang mampu, sampai akhirnya memutuskan lagi untuk
membuatkan 1 surah saja yang semisal Al – Qur’an, tapi kenyataannya tidak ada
seorang pun yang mampu menandinginya.
3. Begitu
banyak segi kemukjizatan dalam Al – Qur’an, yang terletak pada struktur susunan
bahasa yang indah yang berbeda dengan setiap susunan yang ada dalam bahasa
orang Arab, adanya ushlub yang berbeda dengan ushlub – ushlub bahasa Arab,
sifat agung yang tidak mungkin seorang makhluk untuk mendatangkan sesamannya,
tidak bertentangan dengan pengetahuan – pengetahuan umum yang dipastikan
kebenarannya dari segi ilmiah, memenuhi segala kebutuhan manusia.
B.
SARAN
Menyakini
keagungan Allah yang diwujudkan dengan pemberian mukjizatnya kepada Rosulullah
itu lebih baik dari pada harus melawan untuk menandinginya yang sudah pasti
kita tidak bisa untuk membuat kalamullah yang semisalya. Karena Al – Qur’an
adalah kalamullah Allah yang tetap terjaga keasliannya dan terpelihara olehnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ali Ash – Shaabuuny, Muhammad . 1999 . Studi Ilmu Al – Qur’an . Bandung : CV . PUSTAKA SETIA
Channa AW, Liliek . 2009 . Ulum Al – Qur’an dan Pembelajarannya . Surabaya : LEPKISS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar